Menikah hanyalah sebuah kata?

Bulan Desember lalu saya dan teman SMP saya bertemu dan membicarakan hal yang tidak penting sampai pada akhirnya hal yang tidak penting itu beralih menjadi hal yang sangat berfaedah.

Saya ditanya oleh seorang sahabat saya. 

“mau menikah diumur berapa?”

Saya belum menikah. Iya, belum. Mungkin besok saya akan menikah, atau lusa, atau minggu depan atau mungkin bulan depan. Nanti kalau saya sudah menikah saya kabarin ya di stasiun tv kesayangan anda. Tapi yang pasti saya menikah di hari sabtu atau minggu. Tak tak duunng~

Sejujurnya saya salut dengan mereka yang memilih menikah muda karena menikah adalah ibadah. Selain itu, mereka bulat dengan keputusannya untuk menikah.
Teman SMP saya berkata, untuk menikah itu tidak hanya siap mental tetapi juga siap dengan finansial nya. Gilaaaak! Temen SMP sekarang ngomong nya udah nikah aja!

Tapi saya setuju dengan kata “ Menikah itu tidak hanya siap mental tetapi juga finansial”


Menikah itu tidak sembarangan. Menikah itu Berat, kau tak akan kuat ajak aku saja? Laaah~~

Karena memang betul setelah mulai dewasa, saya banyak belajar dan sadar bahwa menikah itu tidak segampang kelihatanya. Karena menikah bukan hanya soal kamu, bukan hanya soal aku atau bahkan kita. Tapi menikah juga mempersatukan aku, kamu, serta 2 keluarga yang harus dijadikan satu pula. 
Ketika menikah banyak sekali hal yang harus difikirkan dan dihadapi. 

Mayoritas menikah karena ingin memiliki keturunan atau anak. Ketika sudah memiliki anak tidak mungkin kan anak didiemin atau dibiarin gitu aja? Anak harus dirawat, di besarkan bahkan di didik akhlak dan moralnya.

Mendidik itu sulit! Sejauh ini pandangan saya untuk mendidik itu sangat sulit! That's the reason why every woman should've a content.

“Oh artis ini nikah sama pengusaha? Ya wajarlah dia mah cantik!”

Tapi setelah saya lihat-lihat lagi saya pahami lagi ternyata TIDAK! dia memiliki content di dalam dirinya! 

Ibu saya selalu bilang “menjadi seorang wanita itu selain harus cantik juga harus punya content". 

Memang kondrat nya seorang wanita itu butuh sandaran. Tapi seorang perempuan juga harus memiliki keahlian membangun sandarannya sendiri agar tidak sepenuhnya bergantung pada laki-laki. Karena menjadi perempuan selain harus cantik, juga harus mandiri.

“Itu kan udah tanggung jawab suami menafkahi keluarganya”

Setuju! Tapi seenggak nya, jika saya memiliki penghasilan saya bisa membantu suami atau jika ada keluarga saya yang membutuhkan bantuan, saya tidak perlu minta ke suami. Saya juga masih bisa memberi sedikit ke orang tua dan adik saya. 

Kalau kata orang jawa, ojok, jagakno! Maksudnya adalah seandainya terjadi sesuatu hal yang tidak bisa di prediksi kaya amit-amit sih ya.. Suami sakit, kan mau gamau seorang istri harus pegang stir.

Bagus banget kalau memang seiring berjalannya waktu rezeki suami semakin lama semakin membaik, tapi kalau belum?

Coba deh kalau seorang istri bisa mengubah 10 menjadi 100?

Waaah, mantap juga nih istri gua, udah mah cantik, pinter masak, pinter cari uang lagi.

Kan seneng yaa kalau dibilang gitu? Wakakak!

Tapi..... untuk menjadi wanita karir juga tidak luput dari izin sang suami. Karena seorang istri mencari surga itu ada di izin suami.


-Don't forget to believe in magic!-


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer